Friday, December 24, 2010

WASIAT SUPAYA BERTAKWA KEPADA ALLAH YANG MAHA AGUNG

Wahai anakku: Sesungguhnya Rabmu mengetahui apa yang engkau betikkan di dalam hatimu, dan Dia mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan lisanmu, dan Dia melihat terhadap segala amalanmu, maka bertakwalah kamu kepada Allah -Wahai anakku- dan berhati-hatilah kamu terhadap pengawasan-Nya pada saat kamu dal?m keadaan yang tidak dinidhai oleh-Nya.

Hati-hatilah kamu dan kemurkaan Rabmu yang mana Dialah yang telah menciptakan kamu dan memberikan rizki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan di dalam kehidupanmu. Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya? Apakah kamu tidak khawatir nantinya bapakmu akan menghukummu? Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu kepada Allah, karena Dia dapat melihat dirimu di setiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat Dia? Maka janganlah kamu anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya.

Wahai anakku: Sesungguhnya Rabbmu sangat dahsyat murka-Nya, siksaan-Nya teramat pedih, maka hati-hatilah kamu -Wahai anakku- dan takutlah kamu terhadap kemurkaan-Nya, dan janganlah kamu terperdaya oleh kasih sayang Rabmu dan

"Sesungguhnya Allah menangguhkan (siksaan-Nya) bagi orang yang berbuat dhalim, sampai-sampai jika Dia menyiksa orang tersebut niscaya Dia tidak akan melepaskannya"

[Ini adalah Iafaz hadits yang mulia. Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi di dalam shahihnya dan lbnu Majah dari Abi Musa Al-Asyari dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Saya katakan: "Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam shahihnya no 4409 di dalam Tafsir, dan Muslim no 2583 di dalam Al-Bir wash Shillah, bab tahrim Azh-Zhalm, dari hadits Abi Musa Al-Asyari kemudian beliau membaca. "Dan demikianlah azab Rabmu apabila Dia mengadzab suatu desa sedangkan penduduknya adalah orang-orang zhalim, sesungguhnya azab-Nya adalah teramat pedih", dan diriwayatkan juga oleh Tirmidzi no 3109 dan lbnu Majah~ no 4018 semuanya dari Abi Musa Al-Asyari.]

Wahai anakku: Sesungguhnya di dalam ketaatan kepada Allah ada kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan mencobanya.

Maka wahai anakku: pergunakanlah ketaatan kepada Allah sebagai bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini niscaya kamu dapat mengetahui keikhlasan diriku di dalam menasehatimu.

DUHAI ANAKKU: SESUNGGUHNYA ENGKAU AKAN MENDAPATI RASA BERAT HATI DI DALAM KETAATAN KEPADA ALLAH PADA PERTAMA KALINYA, MAKA PIKULLLAH BEBAN BERAT INI, DAN BERSABARLAH PADANYA, SAMPAI KETAATAN TERSEBUT ENGKAU RASAKAN MENJADI RUTINITAS YANG DAPAT DIJINAKKAN.

Duhai anakku: Lihatlah kepada dinimu ketika dulu kamu berada di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan supaya menghapal Al-Qur'anul Karim dengan mendiktekkannya, bukankah kamu dulu di sana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan supaya cepat berakhin? Nah pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau telah tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikan dirimu.

Maka wahai anakku: Dengarkanlah nasehatku, dan bersabarlah di atas ketaatan kepada Allah sebagaimana engkau sabar dalam belajar di bangku (sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui faedah dan nasehat ini, serta akan tampak jelas bagi dirimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan nasehat ustadzmu.

Wahai anakku: Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa bertakwa kepada Allah adalah shalat, puasa, dan semisalnya dan berbagai ibadah (yang dhahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertakwa kepada Allah mencakup segala sesuatu, maka bertakwalah kamu kepada Allah di dalam beribadah kepada penolongmu, jangan kamu anggap remeh, dan bertakwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) saudara-saudaramu, janganlah kamu sakiti salah seorang dan mereka, dan bertakwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) negerimu: Janganlah kamu khianati dia dan jangan kamu biarkan musuh menguasainya, serta bertakwalah kamu pada (hak-hak) dirimu, janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan janganlah kamu berperilaku kecuali perilaku yang mulia.

Wahai anakku: Rasulullah telah bersabda:

"Bertakwalah kamu dimanapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya (kebaikan tersebut akan menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik."
[Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abi Dzar dan Mu'adz bin Jabal. Saya katakan: Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam "Musnad" (5/153, 158 dan 177) dan Tirmidzi no 1988 dan Ad-Darimi (2/323) dan Al-Hakim (1/54) dan selain mereka dan hadits Abi Dzar Al-Ghifari radhiallahu 'anhu dan riwayat (Imam) Ahmad (5/236) dan Tirmidzi (1988) dari hadits Muadz bin Jabal radhiallahu 'anhu dan hadits ini Hasan.]

BANYAKNYA JALAN KEBAIKAN

Juga dari Abu Dzar radhiyallaahu 'anhu, bahwa ada sekelompok orang mengatakan : "Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka* ". Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang kamu bisa bersedekah dengannya ? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, memerintah yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar adalah sedekah, bahkan senggama salah seorang kamu - terhadap istrinya yang sah - terdapat sedekah ". Mereka bertanya : "Ya Rasulullah, apakah salah seorang kami yang menyalurkan dorongan seksualitasnya - terhadap istrinya yang sah - berhak mendapatkan pahala ? ". Beliau bersabda : "Beritahukan kepada saya, seandainya dia menempatkannya dalam perkara haram apakah dia memikul dosa ? Maka begitu pula apabila dia meletakkanya pada tempat yang halal dia berhak mendapatkan pahala ". (HR Muslim)
* Dengan harta mereka yang lebih dari kecukupannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, dia berkata : " Rasulullah shallallaahu 'alalihi wa sallam bersabda : ' Maukah aku tunjukkan kepadamu hal-hal yang dengannya Allah menghapuskan dosa dan mengangkat derajat ? '. Mereka menjawab: 'Tentu, ya Rasulullah '. Beliau bersabda: 'Menyempurnakan wudlu dimasa-masa sulit dan banyak melangkahkan kaki menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat. Yang demikian itu adalah ribath* ' " (HR Muslim)
*Ribath asalnya adalah bertugas di front pertempuran, kemudian amal-amal shaleh dan ibadah tadi diserupakan dengannya.


Dari Jabir radhiyallaahu 'anhu, dia berkata : "Banu Salimah ingin berpindah (rumah) dekat masjid. Tatkala Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mendengar keinginan itu beliau bersabda : " Saya dengar kabar bahwa kamu ingin pindah dekat dengan masjid ? " Jawab mereka : "Benar ya Rasulullah, kami bermaksud demikian ". Maka beliau bersabda: "Bani Salimah, tetaplah kamu di kampungmu, niscaya tercatat bagimu langkah-langkah kakimu " (HR Muslim) dalam satu riwayat: "Sesungguhnya pada setiap langkah ada peningkatan satu derajat " (HR Muslim)

Dari Abu Al-Mundzir Ubay Ibn Ka'ab radhiyallaahu 'anhu, dia berkata: "Ada satu orang yang sepengetahuan saya dia adalah orang terjauh tinggalnya dari masjid, namun ia tidak pernah ketinggalan shalat (berjamaah). Maka dikatakan kepadanya atau saya katakan kepadanya : "Seandainya engkau membeli seekor himar yang bisa engkau tumpangi pada malam hari dan pada waktu terik matahari ? ". Maka dia menjawab: "Saya tidak suka jika rumah saya di samping masjid. Sesungguhnya saya ingin perjalanan saya ke masjid dan pulang saya dari masjid ke rumah, ditulis pahalanya untukku ". Maka Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Allah telah menggabungkan semua itu untukmu " (HR Muslim)

Dalam satu riwayat : "Sesungguhnya bagimu adalah apa yang kamu cari* "
* Maksudnya, apa yang kamu kerjakan dari memperbanyak langkah ke masjid dan dari masjid ke rumah karena ingin mencari pahala Allah.

Dari Anas radhiyallaahu 'anhu, dia berkata : "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba apabila ia makan satu makanan dia memuji-Nya (mengucapkan Alhamdulillah) karenanya atau minum satu minuman lalu memuji-Nya karenanya" (HR Muslim)

Tarjamah Riyadush Shalihin Jilid I
Karya besar Imam Nawawi
Penerbit DUTA ILMU Surabaya

Waktu Paling Berharga dalam Kehidupan Seorang Muslim

Bersamaan dengan bergulirnya waktu, ketrampilan dan pengetahuan manusia mengalami perubahan-perubahan hingga saat ini. Kita merasakan betapa banyak kemudahan yang didapatkan oleh manusia dari ilmu pengetahuan. Jarak antara kota satu dengan lainnya terasa semakin dekat karena waktu tempuh yang dihabiskan semakin singkat. Hal ini memberi peluang kepada kita untuk memanfaatkan waktu kepada hal-hal yang lain yang lebih bermanfaat.

Namun hal ini tidak banyak disadari oleh manusia. Mereka lebih memilih hal-hal yang bersifat kesenangan hawa nafsu guna menghabiskan waktu tersebut. Sehingga Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: "Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh yang saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS: Al-'Ashr 1-3).

Perhatikanlah alur hidup manusia saat ini. Mereka menghabiskan waktu siangnya dengan mencari rizki, bekerja dari pagi hingga sore, kemudian setelah itu mereka menghabiskan sisa waktunya dengan bermain dan bersantai hingga malam. Di malam hari mereka habiskan dengan tidur. Demikianlah alur kehidupan yang kita rasakan saat ini. Banyak orang yang mencurahkan segala tenaga dan pikiran mereka tatkala mereka bekerja mencari rizki. Kemudian sisa waktu yang mereka miliki dipergunakan untuk kesenangan hawa nafsu mereka. Sehingga Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: "Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami." (QS: Al-Mukminun 115).

Mereka melupakan tugas pokok mereka yaitu beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala, yang artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendali rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan." (QS: Adz-Dzariyat 56-57).

Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan rizki yang kita cari namun yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala kehendaki dari makhluk-Nya adalah ketaan mereka untuk beribadah hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

Beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala merupakan tugas pokok manusia dan tugas inilah yang akan ditanya oleh Alloh di akhirat nanti. Rasululloh ShallAllohu 'alaihi wa sallam bersabda. yang artinya: "Tidak akan beranjak telapak kaki seorang hamba sehingga ia ditanya 4 perkara : tentang umurnya bagaimana ia menghabiskannya, tentang ilmunya apa yang ia lakukan dengan ilmunya, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan bagaimana ia gunakan, tentang badannya bagaimana ia memeliharanya."

Waktu merupakan hal yang sangat penting dan harus mendapatkan perhatian yang penuh oleh kita. Sebab, karena waktu seseorang bisa memperoleh surga dan karena waktu juga seseorang memperoleh neraka.

Waktu yang paling berharga pada setiap individu adalah umurnya. Ketika batas umur seseorang telah habis, maka tidak bisa ditunda kematiannya atau ditambah umurnya. Oleh karena itu seharusnya kita gunakan umur kita saat ini dengan sebaik-baiknya. Isilah setiap detik dari umur kita dengan amalan-amalan sholeh sebagai bekal di akhirat kelak. Berfikirlah tentang resiko yang akan kita tanggung di akhirat nanti terhadap setiap perbuatan dan ucapan. Pergunakanlah umur kita untuk mengejar kebaikan-kebaikan akhirat.

KUIM



sudah 2 minggu aq kat KUIM(kolej universiti islam melaka). alhamdulillah. minggu depan dah start kuliah..hehehehe. tak sabar pula rasanya..apa yang menunggu aq di sana...belajar pun tak nie...segala pujian ke hadrat ilahi. aq kat sini amik undang2 dan syariah, tak ramai kos aq nie, sem 1 ada 10 0rang. 4 perempuan dan 6 lelaki.... sikit kan...tak pe. kos lain pun sama gak lebih kurang tapi kat sini(kuim)ramai yang amik diploma kaunseling....alhamdulillah ramai kawan aq kat sini....walaupun berada jauh dengan family kat sarawak. tapi aq di sini bertekad untuk mencari siapa diri aq dan juga untuk perbaiki diri aq yang dulunya leka dengan mainan dunia.....aq akan cuba berdikari....sesungguhnya banyak ujian yang menimpa aq. sejak dari turun flight aq dah kena demam, selsema....hahahah. sampai sekarang x baik2...sekejap baik sekejap x...pening memikirkannya....heheheh. bak kata kawan aq ungu violet(nur iffah nasuhah) itu tandanya Allah sayang kat kita....betul3...aq redha disebabkan itu atas kesalahan yang aq lakukan pun....