Thursday, June 16, 2011

When I love you by Nizar Qabbani

When I love you
by Nizar Qabbani

When I love you
A new language springs up,
New cities, new countries discovered.
The hours breathe like puppies,
Wheat grows between the pages of books,
Birds fly from your eyes with tiding of honey,
Caravans ride from your breasts carrying Indian herbs,
The mangoes fall all around, the forests catch fire
And Nubian drums beat.

When I love you your breasts shake off their shame,
Turn into lightning and thunder, a sword, a sandy storm.
When I love you the Arab cities leap up and demonstrate
Against the ages of repression
And the ages
Of revenge against the laws of the tribe.
And I, when I love you,
March against ugliness,
Against the kings of salt,
Against the institutionalization of the desert.
And I shall continue to love you until the world flood arrives;
I shall continue to love you untill the world flood arrives.

Wednesday, June 8, 2011

JANGAN BERDUKACITA KERANA ALLAH MAHA MENGAMPUNI DAN MENERIMA TAUBAT




Katakanlah (Wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu Yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana Sesungguhnya Allah mengampunkan Segala dosa; Sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.(Surah Az-Zumar:53)

Tidakkah firman Allah ini dapat melapangkan hati, menghilangkan keresahan, dan menghapuskan kebimbingan anda?
Nampak jelas bahawa Allah sengaja menyapa manusia dengan kalimat “ Wahai hamba-hamba-Ku.” Berkenaan dengan hikmahnya, sudah tentulah untuk menyatukan hati para hamba-Nya dan menyentuh perasaan mereka supaya mendengar ayat tersebut dengan baik. Selepas itu Nampak bahawa Dia mengkhususkan firman-Nya itu untuk orang-orang yang melampaui batas. Hal itu dilakukan Allah kerana mereka merupakan golongan manusia yang paling sering berbuat dosa dan kesalahan. Lantas, bagaimana dengan kita yang juga sering berbuat dosa dan kesalahan?

Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang hamban-Nya berputus asa dalam memohon ampunan-Nya. Allah memberitahu pula bahawa Dia akan mengampuni siapa sahaja yang bertaubat kepada-Nya. Allah memberitahu pula bahawa Dia akan mengampuni siapa sahaja yang bertaubat kepada-Nya, sama ada dari dosa-dosa kecil ataupun dosa besar.

Tidakkah anda merasa gembira dan bahagia dengan firman Allah s.w.t. berikut ini:
dan juga orang-orang Yang apabila melakukan perbuatan keji, atau menganiaya diri sendiri, mereka segera ingat kepada Allah lalu memohon ampun akan dosa mereka - dan sememangnya tidak ada Yang mengampunkan dosa-dosa melainkan Allah -, dan mereka juga tidak meneruskan perbuatan keji Yang mereka telah lakukan itu, sedang mereka mengetahui (akan salahnya dan akibatnya). (Surah Ali Imran: 135)
Begitu juga dengan firman-Nya:
dan sesiapa Yang melakukan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri (dengan melakukan maksiat) kemudian ia memohon ampun kepada Allah, nescaya ia akan mendapati Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.(Surah An-Nisa’:110)

Menurut ayat yang lain:
jika kamu menjauhkan dosa-dosa besar Yang dilarang kamu melakukannya, Kami akan ampunkan kesalahan-kesalahan (dosa kecil) kamu, dan Kami akan masukkan kamu ke tempat Yang mulia (syurga). (Surah An-Nisa’:31)
Menurut ayat yang lain lagi:
dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul pun melainkan supaya ia ditaati Dengan izin Allah. dan kalaulah mereka ketika menganiaya diri mereka sendiri datang kepadamu (Wahai Muhammad) lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulullah juga memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani. (Surah An-Nisa’:64)

dan Sesungguhnya Aku Yang amat memberi ampun kepada orang-orang Yang bertaubat serta beriman dan beramal soleh, kemudian ia tetap teguh menurut petunjuk Yang diberikan kepadaNya. (Surah Taha:82)
Ketika Musa membunuh seseorang maka dia berkata:
ia merayu (dengan sesalnya): "Wahai Tuhanku, Sesungguhnya Aku telah menganiaya diri sendiri; oleh itu ampunkanlah - apalah jua kiranya - akan dosaku". (maka Allah Taala menerima taubatnya) lalu mengampunkan dosanya; Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Surah Al-Qashash:16)
Juga firman Allah yang menjelaskan tentang Nabi Daud selepas bertaubat dan Allah mengampuninya:
maka Kami ampunkan kesalahannya itu; dan Sesungguhnya ia mempunyai kedudukan Yang dekat di sisi Kami serta tempat kembali Yang sebaik-baiknya (pada hari akhirat kelak). (Surah Shad:25)

Sememangnya Allah Maha Pengasih dan Maha Mulia. Bagaimana tidak, Dia masih menawarkan rahmat dan ampunan-Nya kepada orang-orang yang menyakini adanya trinity. Firman Allah tentang mereka:
Demi Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang Yang berkata: "Bahawasanya Allah ialah salah satu dari tiga tuhan". padahal tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Tuhan Yang Maha Esa. dan jika mereka tidak berhenti dari apa Yang mereka katakan itu, sudah tentu orang-orang Yang kafir dari antara mereka akan dikenakan azab seksa Yang tidak terperi sakitnya.oleh itu tidakkah mereka mahu bertaubat kepada Allah dan memohon keampunannya (Sesudah mereka mendengar keterangan-keterangan tentang kepercayaan mereka Yang salah dan balasan seksanya)? padahal Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Surah Al-Maidah:73-74)

Menurut satu hadis sahih, Baginda Rasul s.a.w. bersabda, ertinya: “Allah Yang Maha Tinggi berfirman, ertinya: ‘Wahai manusia, sesungguhnya jika kamu berdoa kepada-Ku dan mengharapkan-Ku maka Aku akan mengampunimu atas semua dosa yang kamu lakukan, dan Aku tidak peduli. Wahai manusia, seandaninya dosa-dosamu itu sehingga ke puncak langit kemudian kamu meminta ampunan kepada-Ku nescaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan dosa yang besarnya seluruh bumi, kemudian datang menemui-Ku dan tidak menyukutukan Aku dengan yang lain nescaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang sebesar bumi dan seluruh isinya.”

Menurut satu hadis sahih yang lain Baginda Rasul bersabda, ertinya: “Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari supaya orang-orang yang berbuat dosa pada waktu siang bertaubat, dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang bertaubat, dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang supaya orang yang berbuat salah pada waktu malam bertaubat, hingga ketika matahari terbit dari aah barat.”

Menurut satu hadis qudsi ada disebut ertinya: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kamu berbuat dosa pada waktu malam sedangkan Aku mengampuni semua dosa. Maka mintalah ampunan kepada-Ku, nescaya Aku akan mengampuni kamu.”
Menurut satu hadis sahih yang lain ada disebut, ertinya: “Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sekiranya kamu tidak berbuat dosa nescaya Allah akan menghilangkan kamu, dan akan mendatangkan kaum yang lain yang berbuat dosa-dosa namun memohon ampunan kepada Allah, kemudian Dia akan mengampuni mereka.”
Juga disebutkan dalam hadis sahih yang lain: “Kamu semua adalah orang-orang yang sering berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa ialah orang yang bertaubat.”
Pada kesempatan yang lain Baginda Rasul juga bersabda, ertinya: “Allah lebih gembira dengan taubat seorang hamba-Nya di antara kamu, yang duduk di atas tunggangannya, yang sudah tersedia makanan dan minuman. Kemudian tunggangannya itu hilang di padang pasir. Ia mencarinya ke sana ke mari hingga putus asa, dan ia pun tertidur. Apabila ia terjaga, tunggangannya itu sudah pun di dekat kepalanya. Kemudian dia berkata: “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan Aku adalah Tuhan-Mu.” Ia mengucapkan yang demikian kerana terlalu gembira.”

Dalam riwayat sahih yang lain Baginda Rasul bersabda, ertinya “ Sesungguhnya seorang hamba yang melakukan satu dosa kemudian ia mengucapkan: ‘Ya Allah, ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang boleh mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.’ Kemudian berbuat dosa, dan berdoa semula: ‘Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana sesungguhnya tidak ada yang berhak mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.’ Allah berfirman, ertinya: ‘Hamba-Ku tahu bahawa ia mempunyai Tuhan yang boleh mendatangkan seksa atau dosa yang dilakukannya dan boleh pula mengampuni dosa itu. Maka hamba-Ku pun melakukan sesukanya.”

Pendek kata, selagi hamba itu bertaubat, meminta ampunan dan menyesali perbuatan maka Allah akan mengampuniya.
Dari buku LA TAHZAN:DR.’AIDH BIN ABDULLAH AL-QARNI

Aqiqah...

Pengertian ‘Aqiqah

Menurut bahasa ‘Aqiqah artinya : memotong. Asalnya dinamakan ‘Aqiqah, karena dipotongnya leher binatang dengan penyembelihan itu. Ada yang mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong Ada pula yang mengatakan bahwa ‘aqiqah itu asalnya ialah : Rambut yang terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut ‘aqiqah, karena ia mesti dicukur.

Aqiqah adalah penyembelihan domba/kambing untuk bayi yang dilahirkan pada hari ke 7, 14, atau 21. Jumlahnya 2 ekor untuk bayi laki-laki dan 1 ekor untuk bayi perempuan.

Dalil-dalil Pelaksanaan

Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad]

Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah]

Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.” [HR Ahmad]

Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, dia berkata : Rasululloh bersabda : “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” [Riwayat Bukhari]

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda :

“Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.” [HR Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad]

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah ber ‘aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)”. [HR. Hakim, dalam AI-Mustadrak juz 4, hal. 264]

Keterangan : Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah SAW.

Dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” [HR Ahmad, Thabrani, dan al-Baihaqi]

Dari Abu Buraidah r.a.: Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau kedua puluh satunya. (HR Baihaqi dan Thabrani).

Hukum Aqiqah Anak adalah sunnah (muakkad) sesuai pendapat Imam Malik, penduduk Madinah, Imam Syafi′i dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur dan kebanyakan ulama ahli fiqih (fuqaha).

Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, “Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya)”. (HR al-Tirmidzi, Hasan Shahih)

“Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya).” (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)

Perkataan: “maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan” adalah perintah, namun bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan dari kewajiban yaitu: “Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan.” (HR: Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan).

Perkataan: “ingin menyembelihkan,..” merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada dasarnya wajib menjadi sunnah.

Imam Malik berkata: Aqiqah itu seperti layaknya nusuk (sembeliah denda larangan haji) dan udhhiyah (kurban), tidak boleh dalam aqiqah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, dan sakit. Imam Asy-Syafi’iy berkata: Dan harus dihindari dalam hewan aqiqah ini cacat-cacat yang tidak diperbolehkan dalam qurban.

Buraidah berkata: Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi dan melumurinya dengan minyak wangi. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 107]

Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Dahulu orang-orang pada masa jahiliyah apabila mereka ber’aqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah ‘aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada kepalanya”. Maka Nabi SAW bersabda, “Gantilah darah itu dengan minyak wangi”.[HR. Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Balban juz 12, hal. 124]

Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SAW bersabda, “Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama”. (HR. al-Tirmidzi).

Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah SWT: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (QS.Al Baqarah:185)

Pelaksanaan aqiqah disunnahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini berdasarkan sabda Nabi SAW, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.” (HR: Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi)

Dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadits Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliau berkata yang artinya: “Hewan aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, ke empat belas, dan ke dua puluh satu.” (Hadits hasan riwayat Al Baihaqiy)

Namun setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja pelaksanaannya di kala sudah mampu, karena pelaksanaan pada hari-hari ke tujuh, ke empat belas dan ke dua puluh satu adalah sifatnya sunnah dan paling utama bukan wajib. Dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ke tujuh.

Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh disunnahkan juga untuk disembelihkan aqiqahnya, bahkan meskipun bayi yang keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya.

Aqiqah adalah syari’at yang ditekan kepada ayah si bayi. Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan aqiqah oleh orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih aqiqah dari dirinya sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: Dan bila tidak diaqiqahi oleh ayahnya kemudian dia mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa menurut saya, wallahu ‘Alam.

Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga

Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah.

Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa. Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, “ada orang yang belum diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri?” Imam Ahmad menjawab, “Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik melakukannya sendiri saat dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh”.

Para pengikut Imam Syafi’i juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri.

Jumlah Hewan

Jumlah hewan aqiqah minimal adalah satu ekor baik untuk laki-laki atau pun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas ra: “Sesungguh-nya Nabi SAW mengaqiqahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)

Kita harus ingat bahwa Hasan dan Husain adalah anak kembar. Jadi pada satu kelahiran itu disembelih 2 ekor kambing.

Namun yang lebih utama adalah 2 ekor untuk anak laki-laki dan 1 ekor untuk anak perempuan berdasarkan hadits-hadits berikut ini:

Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi SAW memerintahkan agar dsembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadits sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)

Dari Aisyah ra berkata, yang artinya: “Nabi SAW memerintahkan mereka agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)

Hal-hal yang disyariatkan sehubungan dengan ‘aqiqah

Yang berhubungan dengan sang anak

1. Disunnatkan untuk memberi nama dan mencukur rambut (menggundul) pada hari ke-7 sejak hari iahirnya. Misalnya lahir pada hari Ahad, ‘aqiqahnya jatuh pada hari Sabtu.

2. Bagi anak laki-laki disunnatkan ber’aqiqah dengan 2 ekor kambing sedang bagi anak perempuan 1 ekor.

3. ‘Aqiqah ini terutama dibebankan kepada orang tua si anak, tetapi boleh juga dilakukan oleh keluarga yang lain (kakek dan sebagainya).

4. Aqiqah ini hukumnya sunnah.

Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak

Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Hadits Aisyah ra., “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh”. (HR al-Bayhaqi)

Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang non-muslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah. Dalilnya adalah firman Allah, “Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang”. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudâmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya.

Yang berhubungan dengan binatang sembelihan

1. Dalam masalah ‘aqiqah, binatang yang boleh dipergunakan sebagai sembelihan hanyalah kambing, tanpa memandang apakah jantan atau betina, sebagaimana riwayat di bawah ini:

Dari Ummu Kurz AI-Ka’biyah, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ‘aqiqah. Maka sabda beliau SAW, “Ya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menyusahkanmu baik kambing itu jantan maupun betina”. [HR. Ahmad dan Tirmidzi, dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar 5 : 149]

Dan kami belum mendapatkan dalil yang lain yang menunjukkan adanya binatang selain kambing yang dipergunakan sebagai ‘aqiqah.

2. Waktu yang dituntunkan oleh Nabi SAW berdasarkan dalil yang shahih ialah pada hari ke-7 semenjak kelahiran anak tersebut. [Lihat dalil riwayat 'Aisyah dan Samurah di atas]

Pembagian daging Aqiqah

Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi. Syaikh Utsaimin berkata: Dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang. Syaikh Jibrin berkata: Sunnahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya. Syaikh Ibnu Bazz berkata: Dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah.

Pemberian Nama Anak

Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan hal tersebut.

Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: “Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya”. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617)

Ibnu Al-Qoyyim berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya”. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini:

Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya: “Siapa namamu?” Aku jawab: “Hazin” Nabi berkata: “Namamu Sahl” Hazn berkata: “Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku” Ibnu Al-Musayyib berkata: “Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya”. (HR. Bukhori) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-’Isawiy hal 65)

Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi penghulu jaman yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda: “Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku”. (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133)

Untuk mengetahui cara pemberian nama yang baik menurut ajaran Islam, silahkan klik:

http://media-islam.or.id/2008/02/01/memberi-nama-bayi-anak-secara-islami

Mencukur Rambut

Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh.

Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur”. (HR. at-Tirmidzi).

Dalam kitab al-Muwaththâ` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut.

Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula sedekahnya.

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.

Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)

Doa bayi baru dilahirkan

Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin

Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)

Hikmah Aqiqah

Aqiqah Menurut Syaikh Abdullah nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam sebagaimana dilansir di sebuah situs memiliki beberapa hikmah diantaranya :

1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabiyyullah Ibrahim AS tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.

2. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.” [3]. Sehingga Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh aqiqahnya”.

3. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya)”.

4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan lahirnya sang anak.

5. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.

6. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.

Dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan Syariat Aqiqah ini.

Sumber Rujukan

* Subulussalam (4/189, 4/190, 4/194)

* Al Asilah Wal Ajwibah Al Fiqhiyyah (3/33-35, 3/39-40)

* Mukhtashar Al Fiqhil Islamiyy 600

* Tuhfatul Wadud Fi Ahkamil Maulud, Ibnu Al Qayyim 46-47

* Al Muntaqaa 5/195-196

* Mulakhkhash Al Fiqhil Islamiy 1/318

* Fatawa Islamiyyah 2/324-327; Irwaul Ghalil (4/389, 4/405)

* Minhajul Muslim, Abu Bakar Al Jazairiy 437

http://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah

Tuntunan Aqiqah

http://www.rumahaqiqah.org/tuntunan_aqiqah.php?info=list#ta1

Aqiqah dan Qurban

Arif Hidayat, Muhammad Niam, dan Ali Mashar

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/component/content/article/1-tanya-jawab/695-aqiqah-dan-qurban

‘AQIQAH

http://www.duadunia.net/aqiqah

Hukum dan Tata Cara Aqiqah

http://kerockan.blogspot.com/2009/04/hukum-dan-tata-cara-aqiqah.html

http://www.almanhaj.or.id/content/856/slash/0

Pengertian Aqiqah, Dalil Syari Tentang Aqiqah, Hukum Aqiqah Oleh Abu Muhammad ‘Ishom bin Mar’i[Disalin dan diringkas kembali dari kitab “Ahkamul Aqiqah” karya Abu Muhammad ‘Ishom bin Mar’i, terbitan Maktabah as-Shahabah, Jeddah, Saudi Arabia, dan diterjemahkan oleh Mustofa Mahmud Adam al-Bustoni, dengan judul “Aqiqah” terbitan Titian Ilahi Press, Yogjakarta, 1997]

anda adalah matang jika...























-anda adalah matang jika...-

1. Anda dapat bertenang dan bersabar seandainya hajat anda tidak tercapai.

2. Anda mampu menyembunyikan perasaan anda yang luka dan tersinggung oleh seseorang dalam kumpulan dan berlaku sebagai biasa.

3. Anda tidak merasa iri hati bila melihat orang lain dipuji dan disanjung.

4. Anda dapat menghadapi kebencian orang yang anda benar-benar merasa tidak sewajar dengan mereka.

5. Anda mampu menguasai nafsu gelojoh walaupun anda ingin mendapat perkara yang anda fikir boleh dapat.

6. Anda dapat menahan rasa sakit hati dan malu seandainya anda tidak dapat hidup setaraf dengan rakan sejawat anda yang lain.

7. Anda terus berlaku adil dan saksama walaupun suasana sekeliling menghalang maksud anda.

8. Anda dapat menerima kritik atau salah faham orang tanpa memperbesar-besarkannya.

9. Anda memandang jauh kedepan, umpamanya dengan sabar menangung kesusahan demi kepentingan masa depan, tanpa merasa resah, bimbang dan ragu.

10. Anda memberi persetujuan kepada pendapat- pendapat yang anda tidak setujui dalam perdebatan tanpa merasa sakit hati atau tidak senang.

11. Anda berbahagia bersendirian dengan mempunyai satu kegemaran atau hobi yang benar-benar anda minati.
12. Anda mengaku dengan jujur tidak tahu bila anda betul-betul tidak tahu, tanpa merasa malu.
13. Anda menghadapi orang-orang tua atau orang- orang yang lebih berpengaruh tanpa sentiasa berusaha untuk menimbulkan kesan-kesan negatif.

14. Anda akan cuba melakukan sesuatu dengan sederhana bukannya berlebih-lebihan untuk menunjukkan bahawa anda dapat melakukannya dengan lebih sempurna.

15. Anda dapat mendahulukan kepentingan orang lain walaupun anda tidak merasa senang kerananya.

16. Anda boleh berlaku wajar dan saksama terhadap orang-orang yang tidak anda sukai.
17. Anda dapat menwujudkan rasa kasih-sayang, cinta atau boleh bersahabat tanpa mendapat tempat yang utama dalam hidup mereka.

18. Sekiranya anda lelaki, anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan wanita tanpa berfikir bahawa anda adalah lelaki yang jadi idaman setiap wanita.

19. Sekiranya anda wanita, anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan orang lelaki secara jujur.

p/s: fikirlah sjauh mana kematangan fikiran kta...

Al-Qur'an itu Pencemburu,Ia Meninggalkan Orang yang Meninggalkan


Bagaimana anda belajar al-Qur'an, hukum dan bacaannya, dan bagaimana anda memelihara hafalan dan bacaan al-Qur'an?

Aku belajar dan menghafal al-Qur'an, mempelajari hukum-hukumnya melalui kitab-kitab tradisional di salah satu desa di distrik Qalyubiya. Ketika itu aku berguru dari Syaikh Amin Sulaiman rahimahullah. Dan hingga kini aku masih berusaha membaca dan menghafal al-Qur'an.

Yang terpenting dalam menghafal al-Qur'an adalah mengulang hafalannya setiap hari dan memperkuat hafalan. Rasulullah saw telah memerintahkan kita untuk hal itu. Beliau bersabda, "Peliharalah hafalan al-Qur'an. Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan Nya, sesungguhnya memelihara al-Qur'an itu lebih sulit berada di hati seseorang dari pada lepasnya seekor unta dari ikatannya. Karenanya, al-Qur'an itu mempunyai rasa cemburu. Kecemburuan al-Qur'an adalah ia akan meninggalkan orang yang meninggalkannya. Jika engkau mengabaikan dan melupakannya satu hari saja, ia akan melupakan dan mengabaikan Anda selama satu minggu. Dan jika engkau meninggalkannya selama satu minggu, maka ia akan meninggalkan Anda selama satu bulan.

Bagaimana mungkin seseorang menghafal al-Qur'an dan tidak melupakannya?
Yang harus dilakukan orang yang menghafal al-Qur'an adalah mempunyai agenda harian untuk berjanji dengan dirinya dan di hadapan Allah agar tidak lupa terhadap ayat yang dihafalnya. Terlebih saat sekarang banyak sekali godaan yang mengganggu kita. Aku membaca al-Qur'an ribuan kali dan mengkhatamkannya hampir setiap enam hari sekali. Dan meskipun demikian, ketika aku mengulang membaca, aku masih merasa seperti membacanya pada pertama kali.
Al Qur'an itu tetap saja 'perawan'. Tidak pernah habis keajaibannya. Orang yang mencintai al-Qur'an harus menjadikan al-Qur'an bagian dari agenda hariannya. Agar minimal ada satu juz setiap hari dia mengulangi hafalannya agar tidak lupa. Di samping itu ia juga harus sering mendengar bacaan al-Qur'an untuk memperkuat hafalan. Itu juga dilakukan oleh Rasulullah saw yang gemar mendengar bacaan al-Qur'an dari orang lain.

Dan yang penting, seorang Muslim harus memiliki mushaf pribadi yang menjadi rujukan ketika ia membaca dan menghafal al-Qur'an setiap hari. Sehingga ia akan mudah ingat posisi halaman dan ayat ayat yang dibacanya dalam pikirannya. Kemudian ia juga harus mempunyai waktu khusus tertentu untuk mengulang hafalan. Sebaiknya waktu itu adalah waktu fajar karena saat itu adalah saat tenang dan penuh barakah. Benarlah firman Allah swt yang menyebutkan, "Dan (bacalah) al-Qur'an di waktu fajar, sesungguhnya (membaca) al-Qur'an di waktu fajar adalah disaksikan (para Malaikat).
" (QS al-Isra: 78)
Nasihat paling penting dalam hal ini adalah keikhlasan dan kecintaan kepada al-Qur'an. Kedua hal inilah yang akan menjamin pemeliharaan hafalan terhadap al-Qur'an.

Apakah menghafal dan membaca al-Qur'an mempunyai efek bagi prilaku seorang Muslim dalam kehidupannya?

Tentu saja. al-Qur'an mempunyai pengaruh langsung terhadap prilaku seorang Muslim dan akhlaknya. al-Qur'an menjadikannya seperti al-Qur'an berjalan di atas bumi. Artinya, orang yang dekat dengan al-Qur'an akan lebih terpelihara dan lebih terjaga dengan perintah al-Qur'an secara lebih baik dan menghindari larangannya.
Singkatnya, orang itu akan berprilaku seolah-olah ada Allah di hadapannya. Karena firman-firman Allah telah tertanam dalam hatinya. Islam telah memberikan contoh baginya yakni Rasulullah saw. yang disebutkan dalam sebuah hadits bahwa akhlaknya adalah al-Qur'an.

Bagaimana caranya agar seorang Muslim bisa membaca al-Qur'an dan tetap dengan memelihara tadabbur dan tafakkurnya terhadap kalamullah?
Seorang Muslim bisa terbantu mentadabburi al-Qur'an yakni dengan mengetahui bahwa Allah tengah berbicara kepada dirinya, dan dirinya. Adakah yang lebih mulia dari perasaan seperti ini? Hendaknya ia berfikir pada perintah Allah, memperhatikan dengan baik ketika al-Qur'an memanggil dirinya dalam ayat-ayatnya. Katakanlah dalam dirimu, apakah aku adalah orang-orang mukmin yang menjadi objek dari firman Allah swt.

Tapi ada banyak orang yang mendengarkan al-Qur'an lalu mereka tidak terpengaruh dengan ayat ayat itu. Kenapa seperti itu?
Ada beberapa sebab yang menyebebkan lenyapnya pengaruh al-Qur'an dari diri orang yang membaca dan mendengarkannya. Tapi sebab utamanya ada dua?
Pertama, kurangnya keimanan. Karena jika ada keimanan yang baik dalam hati, pasti anggota tubuh akan tunduk dan mudah lembut ketika mendengarkan ayat-ayat al-Qur'an dibaca.

Kedua, banyaknya dosa. Dosa dalam hati itu bisa menghalangi keterpengaruhan seseorang dengan ayat ayat al-Qur'an. Hati memang bisa karatan seperti karatannya besi. Itu yang juga disabdakan oleh Rasulullah saw. Dan ketika sahabat bertanya, apakah yang bisa menghilangkan karat dalam hati? Rasulullah saw menjawab, "Membaca al-Qur'an."

Adakah taubatku diterima....?


permulan.....

setelah hampir sebulan aq cuti, selama ini aq masih merasakan diri ini terasa hina dan dina di sisiNya... seringkali diri ini dicela disebabkan serakah nafsu yang menggunung... adakah aq layak mengecapi nikmatMu YA ALLAH.....

masih lagi bermain dalam fikiran, gegendang telinga, berzikir di dalam hati lagu (KEMBARA ILMU).... yang senantiasa akan menjadi lagu favourite aq.... ia sangat2 terkesan sepanjang hidupku...

kembara ilmu selaut cahaya
milik Tuhan tiada bertepi
diselam tak jejak ke dasar
ditimba tak luak setitis

kembara misi lembah nurani
menakung titisan ilmu suluhan budi
resapan dari akal yang murni
untuk diuntai mutiara sufi
menjadi azimat menuju firdausi

lembah nurani fitrahnya suci
jangan ditinggal gersang
jangan dibiar hitam
gersang nurani kerana tiada ilmu
hitam nurani kerana dosa bertimbun

noda di hati melemahkan minda
kembara sufi terasa sukar
sesatlah di dalam pelayaran
hanyut tiada pedoman
akhirnya karam dalam kegagalan

dalam dilemma yang menimpa, aq sering kali berfikir sesuatu yang membuatku tdur tak lena, mandi tak basah dan selera makan pun kurang, (hahahah, gempak kan ayat)...

perkahwinan menyelesaikan, tetapi ia bukan sekadar sebuah penyelesaian. ia sebuah gagasan impian yang memerlukan pandangan jauh sampai ke usia tua, sampai cangkul dan tanah memisahkan jiwa sampai ke kubur sampai kamu ke syurga. jadikanlah perkahwinan itu kenderaan yang membawa dirimu ke syurga akhirat, jangan sekadar syurga dunia
(MURABBI CINTA~USTAZ HASRIZAL)